Masih...
Aku masih juga belum dapat melupakanmu.
Engkau terlalu sulit untuk dilepaskan.
Engkau masih yang pertama terlintas ketika aku terbangun di pagi hari,
dan masih yang terakhir yang masih kupikirkan sebelum aku tertidur.
Tiap langkah, tiap tatapan, tiap lamunan, selalu membawaku mengingat ketika kau masih bersamaku. Yang akhirnya hanya berujung kepada penyesalan, kenapa semua harus terjadi. Semua terlalu indah, untuk berakhir hanya karena keangkuhan dan keegoisan.
Berulang-ulang kejadian itu membayang, serasa keluar kemudian menjadi sesosok yang mencelaku, mengata-ngataiku, membodoh-bodohiku, membuatku seakan-akan aku adalah orang yang paling tolol. Karena diriku, aku membuatnya pergi.
Kini, dirimu telah bersama orang lain. Jika kau mau tahu apa yang ada di hatiku, sungguh, aku sakit, aku cemburu, aku tak rela. Tapi, kau yang menginginkannya, karena sekeras apapun aku meminta, kau tak akan mengubah keputusanmu. Aku tak ingin membuatmu menyimpan satu lagi kenangan buruk tentang diriku, karena aku tak melepaskanmu untuk bersama orang yang hatimu lebih condong kepadanya. Bersamanya, kau merasa aman, kau dapat bahagia, kau dapat tersenyum, dan yang paling penting, kau tak perlu takut ia tak menerima dirimu apa adanya. Bebaslah kupu-kupuku, bebaslah...
Jika memang kita ditakdirkan untuk bersama, maka tak akan ada yang bisa memisahkan kita nantinya, bukan juga diri kita. Kuasa Tuhan melebihi apapun dan tak terbantahkan oleh apapun.
Bebaslah, kasih...
No comments:
Post a Comment