Sunday, April 30, 2006

Hips

Terkadang, menerima kenyataan tentang sesuatu yang yang ingin diketahui terasa menyakitkan sehingga lebih baik tidak mengetahui sama sekali.

Waktu juga kadang menyodorkan kejutan-kejutan hidup tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, sehingga membuat kita merasa shock ketika kejutan tersebut datang, atau mungkin gembira jika kejutan tersebut sesuatu yang menyenangkan hati.

Prasangka dan firasat tak pernah menebak teka-teki hidup yang njelimet dengan tepat 100%.

Menjalani hidup juga perlu kaca spion. Jangan pernah menengok ke belakang, karena kau tahu resiko bagaimana bila hal itu dilakukan ketika sedang bermotor. Cukup kau lihat dari spion, dan tetap konsentrasi dengan apa yang ada di depanmu.

Misteri hidup tak bisa terpecahkan hanya bermodal "Google.com". Kau perlu sesuatu lebih dari itu. Keluarlah dari sarang nyamanmu tuk melihat warna dunia dari langit yang cerah.

Kepakkan sayapmu, jangan-jangan sampai kini pun kau tak tahu bagaimana caranya terbang?

Aku tak ingin mati, tanpa bertemu dia yang kucintai. Aku tak ingin sehat, tanpa disakiti oleh derita rasa sepasang kekasih. Aku tak ingin tidur, ketika mataku tak mau terpejam karena ada tatapan lain yang terus menatap pikiranku.

Kini, pejamkan matamu, dan bayangkan tentang sesuatu yang bisa membuatmu mengantuk. Bukan kopi! tapi menghitung domba yang loncat di pagar... dan jangan gunakan kalkulator.

Haha, semua tak seburuk yang kaukira. Serasa Sherina membisik lembut di telingaku, "Lihatlah lebih dekat... dan kau kan mengerti".

Kau masih punya kawan bukan? keluarga yang mencintaimu, tetangga yang menanyakan kabarmu, atau kucing piaraan yang mengeong kepadamu.

Hukum Termodinamika tentang Entropi sepertinya berlaku juga pada manusia, karena tiap huruf yang kuketik, kian terbaca dengan derajat kekacauan yang semakin tinggi. Semoga tidak eksponensial.

Seperti lirik lagu Padi, "Sudahlah..."


Ups, last words.